Pada suatu hari, Shalahuddin Al-Ayyubi pergi berburu yang merupakan hobinya. Ia membawa bekal untuk perjalanan selama lima belas hari. Begitu pulang, kondisinya lemah dan letih.
Kemudian, Sultan Shalahuddin menetap di rumah, tubuhnya kian berat, dan demam kuning semakin membuatnya sakit. Pada malam Sabtu tanggal 16 Shafar, sakitnya mencapai puncak, hingga demam kuning membuatnya tidak sadarkan diri. Penyakit ini lebih parah di bagian dalam daripada yang tampak di luar.
Pada hari kesembilan dari sakitnya, ia tidak sadarkan diri hingga lama, sehingga ia tidak bisa minum apa pun. Ia menggigil berat. Semua orang membicarakan berita sakitnya ini dengan rasa sedih yang tampak jelas dan duka yang besar.
Pada hari kesepuluh, ia sedikit merasa pulih hingga orang-orang merasa sangat senang. Mereka mengira penyakit yang ia alami hanya suatu gejala yang menimpanya, sehingga ia kembali kuat, bangun dari tempat tidur, dan duduk di majelis kesultanan. Hanya saja, dugaan mereka tidak tepat, karena pada hari keduabelas terhitung sejak sakit, penyakitnya kambuh lagi dengan sangat parah, hingga ia tidak sadar secara total.
Selanjutnya, Allah memilih Sultan Shalahuddin untuk berpulang ke sisi-Nya. Peristiwa ini terjadi pada Subuh tanggal 22 Shafar 589 H. Semoga Allah merahmatinya, menempatkannya di kedudukan syuhada, shiddiqun, dan orang-orang saleh. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar